Calon Penulis dan Penulis

“….nanti pulang dari sini kalo Nikken nulis pasti tulisannya jelek, gue jamin itu. Lalu kapan tulisannya bakal bagus? Kalau dia mau memperbaiki yang kurang bagus, mengedit yang kurang sesuai sehingga menjadi tulisan yang bagus….-RD”

Semangat Berani

"Lebih baik salah dari pada selamanya tidak tahu salah atau benar" -Jomblo

My Inpiration

"Imagine all the wonderful things that will never happen if you do not do them" -Up

Nikken Derek Saputri dan Derek Samtidar

"Akhir sebuah perjalanan merupakan awal dari perjalanan baru" -Wisuda Unnes Periode II tahun 2013

Bersama berbagi tawa canda

"Sahabat adalah keluarga yang kita pilih sendiri"

Jumat, 23 Desember 2011

Jadi Pimpinan Sidang

Sabtu, 24 Desember 2011 pada MUSARA Wijaya Guslat Base ketiban amanah menjadi ketua Presidium atau pimpinan sidang. hehehhe jadi sering pegang palu selama kegiatan berlangsung. grogi pastilah wong ini pengalaman yang pertama kok.... rada wagu-wagu sitik ya wajar....hehehe(membela diri).
tapi tetep berusa untuk tidak mengecewakan. hemmmmm
sidang pleno 1 sudah berhasil dilewati dengan keputusan yang dapat diterima masing-masing pihak. dilanjutkan sidang pleno 2 perihal teknis pencalonan dan kriteria calon koordinator guslat. hemmm udah nggak sabar nuih,.... eiiiittt!!!!
tapi tunggu dulu, "tanpa logistik logika nggak jalan" so, kita makan dulu nyok,.... udah dipesenin nasi kuning ma panitianya nich,. kasihan nasinya kalau tidak dimakan,,,....
semoga sidang berikutnya dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan keputusan yang paling tepat.



Selasa, 20 Desember 2011

Selamat Datang Keluarga Baru



Selamat, selamat dan selamat. Akhirnya kami dapat mengantarkan kakak sampai ke depan pintu gerbang Racana Wijaya. Kini kakak adalah bagian dari keluarga besar Racana Wijaya. Dengan menggenggam sang dwi warna yang didekatkan dengan degup jantung kakak mengucapkan Satya Pramuka dengan penuh kesunguh-sungguhan. Tak kuasa air mata mengalir dari ujung mata. Bukan karena sedih, namun karena bahagia. Akhirnya saudara kami sampai juga ke titik ini.
Teringat perjuangan kakak dari mulai OKPT, PTR, Diklat dan PAR. Perjuangan yang tidak dapat dikatakan sebentar apalagi ringan. Dibutuhkan kesabaran dan keteguhan hati dalam melewati itu semua. Beberapa dari kakak ada yang menghilang tanpa jejak entah apa alasannya. Tapi kakak memilih untuk bertahan di sini sampai akhir. Sungguh kakak adalah putra-putri Wijaya yang bersemangat baja dan berhati sutera.
Emblem wijaya yang kini tersemat di lengan kiri kakak bukan merupakan tujuan akhir melainkan awal pijakan kakak untuk berkarya dan berinovasi bersama kami dalam memajukan Racana Wijaya. Sekali lagi selamat, selamat dan selamat.
Selamat bergabung bersama kami,
Selamat berkarya dan selamat memandu.
RACANA WIJAYA!!! PEKA SELALU!!!!

Senin, 12 Desember 2011

kado spesial dari Allah

seharusnya aku menulis ini jauh-jauh hari kemarin. Namun baru sempat hari ini. Lebih baik terlambat kan, dari pada tidak sama sekali. 
dari 365 hari di tiap tahunnya tanggal 7 Desember adalah hari yang paling spesial untukku. Yaps, tepat sekali itu adalah  hari kelahiranku.
Sejak pagi sudah banyak yang memberi ucapan selamat. senang sekali. apalagi ucapan dari Ayah dan Adik-adikku, membuatku serasa ingin segera pulang ke rumah. Kangen Banget.

Namun sayangnya aku sedikit kurang sehat hari itu. agak sedih sih. Sampai pada akhirnya ada seseorang yang sms seperti ini

"itu adalah kado dari Allah bwt nok, betapa Allah ingin mendengar do'a dan dzikir nok"


bagaikan air yang mengguyur mukaku, akhirnya aku sadar. Iya, selama ini aku merasa sedikit jauh dari-Nya, semakin jarang berdzikir. hemmmm Astagfirullahaladzim. 
sekarang aku bersyukur, Allah memberikan kesempatan aku sakit, sehingga aku bisa mengoreksi diri sendiri. terimakasih Allah, ini merupakan kado terindah di usiaku yang ke 21 tahun.

Doaku semoga aku bisa menjadi pribadi yang senantiasa melakukan perbaikan diri. Amiin.

Rabu, 23 November 2011

Ke Ambarawa bareng Septi



Baru terasa pagi ini, badan pegel-pegel semua. Setelah kemarin bersama temanku Septi menempuh perjalanan panjang nan menantang. Dalam rangka memenuhi tugas kuliah, kami harus menuju ke sebuah sekolah yang tempatnya tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kami hanya tahu daerah Banyu Biru Ambarawa.
Perjalanan berawal dari jam 11 siang. Belajar dari kesalahan kemarin saat observasi di Demak, kali ini kami berpakaian khas mahasiswa PPL. Berdua kami berboncengan di atas motor Mio. Langit memang tak begitu cerah, dan apa yang kami khawatirkan terjadi. Hujan. Terpaksa kami berteduh di depan Alfa Mart. Setengah jam kemudian hujan mereda, meninggalkan setitik gerimis nan indah. Kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Berlomba dengan mobil-mobil dan truk-truk besar di pantura kami menerobos gerimis. Baru 5 menit kami berjalan titik air gerimis menjadi besar dan semakin besar. Hujan lagi. Di depan sebuah toko kelontong kuning kami berteduh. Hemmmm, derita karena tak membawa jas hujan.
Setelah dipastikan benar-benar  reda, kami melanjutkan perjalanan. Di beri petunjuk oleh Mas Jito -orang yang ingin kami temui- melewati jalan alternative yang sebetulnya sedikit membuat kami bingung. Bertanya di setiap jalan memastikan kami tidak kesasar.
Awalnya jalan yang kami lalui jalan raya biasa yang masih ramai dengan pemukiman dan orang lalu lalang. Sampai pada akhirnya kami masuk sebuah desa Wanakrama –kalo tidak salah namanya itu- jalan menanjak dan rusak itulah yang kami lalui. Permulaannya memang masih banyak rumah-rumah warga namun semakin ke atas semakin jarang rumah dan sepi dari lalu lalang warga. Ditambah dengan hujan dan kabut yang turun secara perlahan membatasi jangkauanpandangan kami.
Sampai dipersimpangan, tanpa orang dan jauh dari pemukiman, kami bingung harus ke kiri atau ke kakan. Untungnya ada orang yang tujuannya hamper sama yang menunjukkan jalan menuju SMP 3 Wonokromo. Kami kira sudah dekat, ternyata masih lumayan jauh. Jalan berliku, menanjak dan rusak embuat Septi hampir menangis. Aku yang di belakangnya hanya bisa memberi semangat. “Ayo Septi, kamu bisa!!!”
Pukul 13.00 kami sampai tujuan, tangis haru meluber dari mata Septi. Tak kuasa membendung perasaan bahagia sampai juga di tujuan. Horeee!!!!!! Sampai juga….
Alhamudlillah…

Senin, 21 November 2011

Pembelajaran di H-16

 akhirnya aku tahu,..
mungkin memang aku yang terlalu pede, aku yang terlalu yakin dan aku yang terlalu menganggap mudah semua hal. akhirnya sekarang akulah yang menanggung resikonya. sepertinya tak hanya itu saja. goresan tinta hitampun sekarang tergambar jelas dimukaku.

aku malu...
benar-benar malu, entah apa yang akan aku lakukan jika kelak aku membutuhkannya lagi. masih punya nyalikah diriku untuk datang kembali ke sana.
bodohnya aku...
benar-benar bodoh, kenapa tidak melalui jalur yang benar. padahal sudah dikemukakan di awal, "seperti ini lho nok, jalurnya" kenapa tetap saja kuterabas?

kini akupun tahu...
sungguh-sungguh tahu, seberapa pentingnya membalas sms dari siapapun. lebih, lebih sms dari orang yang bantuannya sangat kita butuhkan. 
lalu, bagaimana? nasi telah menjadi bubur dan sayangnya buburnya tidak terlalu enak. mungkin tangisan yang keluar dari mataku tak akan mampu menghapus coretan hitam diwajahku.

do'aku, semoga ini tidak memutus silaturahmi diantara kami. . .


Rabu, 16 November 2011

belajar menulis aksara jawa



?anJjlN|lisjwanai=[bLog\.

?a=glgibuzhati[n.

?[spTilgibizu=.

?finaikiaxpSemin/.

Berisik

Sebenarnya ada nggak sie aturan dari universitas yang mengatur tidak memperbolehkan bunyi-bunyian keras pada jam-jam kuliah? jujur aku merasa kasihan dengan dosenku. Meskipun beliau sudah menggunakan microphone tapi tetap saja kalah banter dengan suara dari acara sebelah. Konsentrasi mahasiswapun buyar seketika.
Seandainya telinga kami punya filter yang bisa menyaring suara mana yang boleh menyentuh gendang telinga kami, pasti kami hanya mengizinkan suara merdu nan penuh dengan ilmu dari dosen kami. Tapi sayangnya kami tak punya alat seperti itu. Semua suara yang ada bebas menerobos telinga kami. Suara MC, suara music, genderang, suara tepuk tangan, teriakan termasuk juga suara dosen kami. Tapi sayang seribu sayang suara dosen kami tidak cukup kuat ntuk menandingi riuhnya acara lembaga mahasiswa dibelakang.

Ternyata sama saja


                                                                                           
Seperti sore kemarin, hujan mengguyur seantero Unnes. Termasuk juga kos-kosanku. Berbeda dengan kemarin kos memang sepi tidak ada orang, karena ada konser Ungu. Jadi maklum aja kalo jemuran basah tidak ada yang ngangkatin, yak arena posisinya tidak ada orang di kos. Namun sore ini, hal yang sedikit menusuk ulu hati. Sepele memang tapi ya radak menyakitkan. Masalah jemuran yang nggak diangkatin padahal ada beberapa orang dikos. Memang aku tidak berpesan kepada mereka melainkan kepada anggota kos yang lain, tapi setidaknya karena mereka yang berada dikos mbok iya ngangkatin jemuranku.
Di sini aku tidak mempermasalahkan soal jemuran yang kehujanan. Kalau sudah terlanjur ya sudah mau diapain lagi. Iya kan? Yang aku pertanyakan itu kepekaan antar penghuni kos. Dulu waaktu kami bertiga memutuskan mengintrak salah satu alasannya supaya timbul rasa kekeluargaan yang biasanya tidak ditemukan di kos pada umumnya yang cenderung individualis. Urusanku ya urusanku, urusanmu ya urus sendiri. Kurang lebih seperti itu. Tapi di sini berbeda, sengaja memilih rumah yang settingnya mirip dengan rumah pada umumnya supaya rasa kekeluargaan ada. Perihal makan dan urusan pribadi memang tanggungan masing-masing, namun yang lainnya kita bersama, layaknya sebuah keluarga.
Memang sulit enciptakan suasana kekeluargaan dari beberapa orang yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Berbagai macam watak manusia tinggal di bawah atap yang sama. Jangankan jemuran kadang piring kotorpun yang sudah menjamur berminggu-minggu karena mungkin yang menggunakan itu lupa sedangkan yang lain karena mera itu bukan dia yang menggunakan jadi ya sudah dibiarkan saja. Hemmmmm……
Ini yang terjadi di kontrakan yang setnya keluarga terus bagaimana di kos umum yang individualisme tinggi? Apakah kalau ada pakaian dalam di tengah pintu utama barangkali akan dibiarkan saja, karena merasa itu bukan miliknnya? Atau memang budaya peka itu memang sudah nggak ada?  Atau yang lebih parahnya mereka merasa ngekos sendirian jadi bisa seenaknya berpolah tingkah di kos, termasuk membiarkan hujan turun membasahi baju temannya?
Sudahlah, terlalu berlebihan jika aku teruskan cerita ini. Toh ini hanya perihal jemuran yang kehujanan. Tunggu sehari lagi pasti sudah kering kembali.
H-20 pelajaran yang bisa diambil adalah belajar peka, sabar dan menahan emosi.

Rabu, 16 November 2011
@kontrakan
3:15 p.m

Nonton Ungu di H-21 bareng Dik Derek


Sore itu, bersama adikku Derek, nonton konser music yang bintang tamunya Ungu. Ungu membius berhasil membius penonton yang sedari tadi setia menunggu mereka, meskipun hujan sempat mengguyur lapangan FIK. Biarpun becek, kotor dan penuh lumpur tapi tidak mengurangi meriahnya “Pentas Inagurasi Unnes”.
Irama music yang mendayu-dayu namun tetep touching  dibawakan oleh punggawa Ungu disertai dengan suara merdu dari sang vokalis menjadikan mahasiswa yang menonton melupakan sejenak tugas-tugas kuliahnya. Di sana, di lapangan FIK mahasiswa dari seluruh fakultas berkupul. Tak ada diskusi, tak ada perang argument yang ada malah paduan suara. Iya mereka seolah dikomandoi oleh Pasya untuk menemaninya bernyanyi bersama.
Akupun turut larut dalam melodi-melodi indah itu. Hahaha, tak sadar tangan, kaki dan badan ikut bergoyang mengikuti hentakan music yang halus namun ngena banget. Mulutpun tak ketinggalan berusaha menyanyikan lirik-lirik lagu Ungu, meskipun yang terucap hanya “nananan” atau “lalalala” karena tidak terlalu hapal. Heheheh…
Ditemani dengan adikku, aku menikmati acara yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini. Setelah acara selesai semua penonton berjalan menuju tempat parker dan kembali ke asalnya.
Inti dari acara ini, aku jadi semakin dekat dengan adikku. Perlu digarisbawahi Derek itu adikku bukan pacarku. Hehehe…
Lalu setelah semua keriuhan selesai, mulailah kembali kekodratnya sebagai mahasiswa yang berjibaku dengan sederet tugas yang mengantri untuk dikerjakan. Di meja kamar kosku ada sebuah buku cerita rakyat bahan kajianku setebal 1111 halaman yang aku pinjam dari perpustakaan Unnes. Tidak tahu kapan aku selesai membacanya, yang jelas aku harus mampu melahap dan mencernanya menjadi sebuah kajian yang ilmiah. Modalku hanya satu yaitu membaca. Hemmmmm,,,,
Selain itu tugas dari salah satu mata kuliah yang mengharuskan aku datang ke konser Ungu tadi dan membuat laporan bagaimana sebuah music bisa mempengaruhi kejiawaan seseorang. Tentu saja bisa. Kalau diperhatikan orang-orang yang menonton music tadi seola-olah dihipnotis, apapun yang diucapkan oleh sang vokalis semua diikuti. Seperti, mengangkat tangan, tepuk tangan, bernyanyi bersama, lompat-lompat dan lain sebagainya. Pokoknya itulah, terlalu panjang jika ditulis di sini.
Udah ah, nglanjutin baca lagi yak……

15 November 2011
20:22
@kontrakan

Selasa, 08 November 2011

Sabtu, 5 November 2011



Sabtu, 5 November 2011. Penyakit yang tiga tahun tidak terdengar kabarnya, tiba-tiba datang tanpa permisi. Justru dia datang ketika aku jauh dari rumah. Ketika teman-teman kos sudah pada pulang ke kampong halaman (karena besoknya idul adha) dan ketika teman satu-satunya yang di kos juga sedang sakit.
Rasa sakit diperut yang sungguh tak tertahan itu membuatku hampir tak sadarkan diri. Berjalanpun aku tak mampu. Hanya bisa meracau “sakit, sakit , sakit”. Dengan dibopong oleh tetangga kontrakan aku dibawa ke mobil dan diantar ke sebuah klinik. Di sana aku ditemani oleh sahabatku, yang sebetulnya dia juga sakit.
Saat ku mulutku berkata “sudah tidak kuat” dia memeluku erat dan membisikkan “nikken kuat, nikken pasti kuat sebentar lagi nyampe”. Akupun sedikit tenak meskipun perutku semakin sakit.
Dokter dan suster yang ada di klinik tak mampu berbuat banyak. Infuse memang telah dipasang, obat penghilang rasa sakit sudah tiga kali disuntikkan namun hasilnya nihil. Seluruh isi perut rasanya sudah aku keluarkan sejak pagi. Terhitung aku muntah sudah lima kali. Ayahku datang bersama adikku. Terlihat wajah yang semakin menua itu panic, adikku juga panic meskipun dalam keseharian kami seolah tidak saling memperdulikan.
Melihat kondisiku yag tak kunjung membaik, Ayahku memutuskan untuk membawaku ke Rumah Sakit. Jarak klinik itu ke rumah sakit tidaklah jauh. Tapi jika ditempuh dengan kondisi menahan rasa sakit jarak itu seolah-olah menjadi 10 kali lipat. Lama sekali.

Selasa, 01 November 2011

Tak bisa setia

Perhatikan mahasiswa semester 5 minggu ini, khususnya mahasiswa jurusan Bahasa Jawa. Merkea tampak lesu, sering ngantuk di dalam kelas dan jika diperhatikan lebih dekat kebanyakan dari mereka mempunyai garis hitam di mata. Akhir-akhir ini tugas datang bagai hujaman peluru saat kerusuhan di Palestina. Meskipun sudah memakai baju anti peluru tiga lapis, kalau peluru itu tidak henti-henti ya tetep aja tembus. Pakai tameng besipun lama-kelamaan akan berlubag juga. hehehehhe......

Ditambah dengan UTS yang minggu ini, jadi otak mereka dipaksa untuk berpoligami. sebagian mengerjakan tugas dan sebagian belajar untuk UTS. Beda cerita lagi kalau mahasiswa aktivis. Masa-masa seperti ini kegiatan di UKM lagi padat-padatnya. Bukan dipaksa poligami lagi bahkan dipaksa menyeleweng untuk mempersiapkan kegiatan. Terus ada lagi, kalau mahasiswa itu hobi cerita di blog, sepadat apapun jadwal kegiatannya, sebanyak apapun tugasnya dia tetep bisa selingkuh dengan blognya. hehehhe....

Pada intinya, tetaplah semangat kawan-kawan. Meski tugas menghujam, UTS menghadang, kegiatan di depan mata dan blog menggoda. Yakinlah kita pasti bisa melewati ini semua dan sukses pasti akan ada di tangan kita....

Udah ya, maw nyelesein RPP dulu...
hehehhe
@ B8 lantai 3

Senin, 31 Oktober 2011

di Perpustakaan Jurusan

Kuliah kosong hari ini. Trus mau ngapain? mau pulang lagi ke kos males. Ya udah ke perspus juusan aja sekalian nyoba sinyal wifi di sana. Asik...hehehe. Eitsz, tapi jangan dikira aku cuma nyari gratis internetan doang, di sini aku juga ngerjain tugas. Yah, emang nggak banyak tapi sudah lumayan bisa mengurangi pundi-pundi tugasku. 

Minggu, 30 Oktober 2011

Ada apa dengan kos ku?


Satu setengah tahun yang lalu, tiga cewek dengan latar belakang organisasi yang sama berencana hengkang dari kos masing-masing. Dengan berbagai alasan yang berbeda. Pertama Yenni, cewek tomboi ini ingin meninggalkan kos lamanya karena di rasa terlalu jauh dari kampus. Kedua Nikken, cewek manis, alim, baik, kalem, imut,(kalo diri sendiri dibagus2in...hehehe) ini merasa dulu salah kos, makanya untuk tahun berikutya dia memutuskan untuk pindah kos. dan yang terakhir Hida, cewek pendiem yang cenderung keibuan ini ingin pindah kos karena alasan ibu kos. Itulah kurang lebih alasan mereka.Sampai pada akhirnya mereka sepakat untuk ngekos bersama.

Mendekati jatuh tempo masa akhir harus angkat kaki dari kos lama, ketiga sahabat tersebut bingung karena belum menemuan kos pengganti untuk mereka.Beberapa referensi sudah dikunjungi. Namun belum ada yang cocok, ada juga yang malah menolak mereka karena salah satu dari kami jurusan Seni Rupa, yaitu Yenni. Hemmmmm alasan yang tidak logis.

Kemudian, atas berkat informasi dari teman mereka mendapatkan informasi mengenai sebuah rumah kontrakan. lokasi strategis, dekat dengan kampus, fasilitas cukup, hotspot area (karena diapi oleh dua warnet hehehe) dan yang terpenting "terjangkau harganya". Akhirnya mereka mempromosikan kos baru kami yang belum bernama ini ke beberapa teman dan mahasiswa baru. Tahun pertama yang tinggal di rumah itu ada 8 orang. cukup rame memang.

Dan sekarang menginjak tahun kedua penghuni kos juga 8 orang namun dengan orang yang berbeda. Jujur tahun ini lebih ramai, apalagi yang sekarang tergolong cewek-cewek yang memiliki kemampuan memproduksi suara yang lebih dari cewek pada umumnya. Bayangkan saja bagaimana ramainya kontrakan kami. Meriah memang, tiap hari serasa ada di konser musik semuanya hobi teriak-teriak.

Sesi Curhat
Mungkin awalnya biasa-biasa saja dan masih bisa menyesuaikan. Tapi kalau uterus-terusan ya tersa terganggu juga. Saat tidur tiba-tiba harus terbangun saat mendengar teriakan. Saat mengerjakan tugas sulit konsentrasi.  
hemmmmmm........ jadi ya jangan heran kalau akhir-akhir ini aku lebih sering di luar daripada di kos. Selain karena ada kegiatan tapi juga salah satu bentuk pelarian karena ingin mencari ketenangan.

perihal kedua sahabatku yang lain, kami jadi jarang bertemu padahal masih satu atap dan kamarpun bersebelahan. Ini disebabkan karena kantor kami sudah berbeda. Yenni yang sudah melanglang buana sibuk di Daerah, Hida karena dia koordinator maka dia sibuk mengurusi anak-anaknya. Pada intinya kami sibuk dengan urusan masing-masing....
Kangen dengan mereka. Kangen dengan kebiasaan curhat di Rabu pagi. Kangen pake baju kembaran lagi.

Senin, saya belum siap


Senin. Kebanyakan ada yang bilang I hate Monday, tapi bagiku Senin itu menyenangkan. Beberapa teman menyambut senin dengan malas-malasan ada pula yang dengan semangat 45 siap berjuang. Hehehehe….
Sejujurnya, aku belum siap menghadapi Senin ini. Wajah pucat, mata merah, dan badan masih lelah. Apa seperti ini aku bakal menang perang? Hemmmmm,. Kepala juga agak pusing sebenarnya. Tapi, harus kupaksakan bergerilya di hari Senin…
Mata kuliah hari ini lumayan, tapi kemarin sepertinya aku melakukan kesalahan pada satu mata kuliah. Dikhawatirkan nanti akan dibahas dan aku akan kena masalah. Hemmmmm… do’akan supya saya tidak kenapa-napa.
Rangkaian tugas dan sederet UTS terjadwal minggu ini. Kalau kulirik time table di kamarku, wauw, hamper semua kotak pada deret minggu terakhir Oktober terisi, yang berarti aku sibuk minggu ini. Ya kegiatan, ya tugas, ya UTS. Padahal hari minggu besok sudah idul adha. Kalau teman-teman yang lain sudah bersiap untuk pulang, tidak beda dengan diriku. Tentu aku juga berencana akan pulang. Namun berbeda di rumah aku bukan beristirahat melepas lelah, tapi bertugas dalam acara tradisi idul adha di kota asalku. Mau istirahat dari mana???
 

Sabtu, 29 Oktober 2011

Jaga Ruangan saat Forkom


Forum Komunikasi (Forkom) Racana Se-Kota Semarang, hari ini Minggu 30 Oktober 2011. Racana Wijaya Universitas Negeri Semarang berkesempatan menjadi tuan rumah. Tak mau melewatkan kesempatan ini anggota racana Wijaya mempersiapkan acara ini dengan sungguh-sungguh berpacu dengan persiapan kegiatan lain yang waktunya hampir bersamaan. Rasanya anggota Racana Wijaya tidak kaget dengan jadwal kegiatan yang ketat semacam ini, karena sudah terbiasa sebelumnya.

Agak mulur sekitar setengahjaman dari jadwal karena Kak Bambang, PD-3 FE selaku pembina acara harus membuka acara di tempat lain. Meskipun demikian Upacara Pembukaan Forkom dapat berjalan lancar. Suara kentongan yang bertalu menandai kegiatan Forum komunikasi Racana Se-Kota Semrang resmi dibuka dan disambut dengan dua kali tepuk pramuka dari semua hadirin yang datang menambah semarak suana ruang C3 pagi tadi.

Berbeda dengan kegiatan Forkom sebelumnya, selain ada diskusi Forkom kali ini diisi pula dengan beberapa lomba, seperti: basket putri dan lari estafet. selain itu juga akan diadakan out bond bersama. Oh, iya  Forko kali ini dihadiri oleh lima Racana, yaitu Racana Subiadinata (IKIP PGRI), Racana Diponegoro (Undip), Racana dari IKIP Veteran, Racana dari IAIN Walisongo, serta tak lupa sebagai tuan rumah Racana Wijaya. Namun sayang, stelah upacara pembukaan perwakilan dari Radip, dalam hal ini diwakili oleh Ka Feri tidak bisa mengikuti kegiatan sampai usai, dikarenakan ada agenda lain yang harus didahulukan. Meskipun begitu tidak mengurangi jalannya Lomba Basket Putrii dan Lari Estafet yang dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahraan

dibalik itu semua
Di lapangan FIK sana pasti meriah dengan suporter masing-masing tim yang bertanding. coba sekarang tengoklah ruang C3 yang sepi, sunyi dan senyap. Hanya ada seorang panitia cewek yang asik memadangi laptopnnya sambil mengutak-utek blog yang dimilikinya. sesekali keluar untuk mengambil air minum dan sesekali membuka Fb lewat Hp. Agak membosankan memang, menunggui ruangan sendiri dengan AC yang super dingin dan suasana mendung. Ditambah tadi pagi belum sarapan, makan siang belum datang dan snack sudah hilang. Bisa-bisa masuk angin, pikir cewek itu. Masih asik dengan blog-nya, sampai-sampai matanya tidak bisa terlepas dari layar laptop. Jari-jemarinya lincah menari diatas keyborad, mengetik sesuatu yang bagi dirinya adalah enterpretasi dari semua yang ada dalam pikirannya.

Sampai pada akhirnya, dia merasa pusing dan mengakhiri cerita ini...

"Ayolah, panitia yang lain pada kemana???? aku mbok ya ditemenin...huhuhuhuhu"

Salah Ketik dan Memalukan



Terjadi kemarin, tanggal 28 Oktober 2011 bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda sekaligus Ulang Tahun Racana Diponegoro. Pagi itu, emmmm tepatnya dini hari pemberitahuan di Fb tertulis "Racana Diponegoro berulang tahun hari ini". seketika itu inisiatif memberikan ucapan selamat muncul. Setelah profil dibuka, sedikit kata-kata terangkai dii dinding Fb Racana Diponegoro. Kemudian karena masih merasa mengantuk akhirnya pun saya kembali tidur.

Eiiiiittttthz!!!
Tapi tunggu dulu, cerita belum berakhir di situ. Paginya, saya belum menyadari apa yang terjadi, makanya aktivitas rutin berjalan seperti biasanya. Undangan perayaan dari Racana Diponegoropun sampai ke tangan kami langsug deh ditentukan siapa yang akan berangkat dan siapa yang tinggal di markas untuk mempersiapkan kegiatan..(ya maklum, kebetulan Racana Wijaya menjadi tuan rumah kegiatan Forkom) termasuk saya, yang berkesempatan menghadiri acara di Radip.

Semua berjalan lancar, sampai suatu ketika siang itu saya membuka Fb. ada pemeberitahuan yang berbunyii "Riska Titis mengomentari kiriman anda dipesan dinding Racana Diponegoro". Penasarankan? maka langsung aja diklik, komen dari mbak Titis adalah seperti ini "Kak nicken salah almt y?; p" awalnya saya tidak mengerti, tapi setelah pesan dinding saya baca kembali ternyata yang saya tulis kemarin adalah "dirgahayu racana wijaya". Ouw, rasa malu langsung menjalar keseluruh tubuh. Bayangkan pesan itu pasti sudah di baca oleh ratusan orang Racana Diponegoro. Apalagi malamnya saya harus datang ke acara perayaan HUT Radip, bertenu dengan aggota Radip, mau dikemanakan muka saya???

Meskipun rasa malu sudah menginfeksi seluruh jaringan ditubuh, saya tetap datang (sok jentel, padahal yaw masih ragu mau datang apa enggak heheh) sampai di sana bertemulah dengan orang yang mengomentari kiriman saya itu, Mbak Titis. pada awalnya saya berpikir ini akan menjadi hal yang paling memalukan namun ternyata malah menjadi bahan guyonan yang renyah diantara kami sehingga mencairkan suasana. Bersyukur karena tidak lama dibahasnya.
Tapi tetep aja, Malu gela!!!!!




Ayahku luar biasa


ketika rindu dengan ayah... inilah obat mujarab yang dapat meredamnya.....

Aku di Rumah

Pagi ini Alhamdulillah bisa menghirup udara segar di rumah. Seminggu sudah beraktivitas di kampus, dengan kuliah, tumpukan tugas, tuntutan organisasi dan lain sebagainya. Mereka semua berhasil! Berhasil membuat penat kepala, berhasil membuat sakit kepala dan berhasil membuat pening kepala. Namun mereka juga berhasil. Berhasil memberi pengalaman, berhasil memberi ilmu dan berhasil memberi perubahan.
Di rumah, meski tidak full 24 jam tapi ini sudah lebih dari cukup untuk melunturkan kejenuhan, melenyapkan kelelahan dan menghapuskan segala kepenatan. Dengan sepiring nasi goring super pedas buatan ibu tercinta berhasil menumbuhkan semangat baru untuk berpetualang seminggu kedepan. Senyum manis ayah saat ku diambang pintu pun melelehkan segala beban yang aku bawa dan sekarang aku merasa ringan, sangat ringan bahkan kepalaku sampai menyentuh atap(hehehe, berlebihan). Tak ketinggalan kedua adikku yang selalu membuatku tersenyum. Yach.. pada intinya di sinilah gudang semangatku, di saat aku tak bergairah satu-satunya tempat yang ingin aku datangi adalah R.U.M.A.H. sedangkan orang-orang yang ingin aku temui adalah K.E.L.U.A.R.G.A.
Ketika sudah terlalu nyaman di rumah, rasa malaspun datang. Malas meninggalkan rumah yang artinya harus meninggalkan Ayah, Ibu dan kedua Adikku. Kurang, selalu merasa kurang saat berkumpul. Ingin lebih lama, ingin lebih sering dan ingin selalu lebih dekat.
Tapi….
Sekali lagi jika aku berbalik dan memandang wajah Ayah, wajah Ibu dan Adik-adikku semangat itu tumbuh dan bersemi dan menjadi desinfektan bagi kemalasan itu. Keluarga itu luar biasa….

28 Oktober 2011
8:34 p.m
@ Rumah_aq

Rabu, 26 Oktober 2011

ngeblog saat kuliah



Jangan ditiru!!!!!
memanfaatkan sinyal wi-fi yang menggiurkan. tergerak membuka facebook (hihihih) namun, ups! di blokir.,akhirnya nge-blok dwehhhh... mendengarkan dosen berbicara, hemmm sungguh merdu sekali,. mendayu-dayu menentramkan hati. ditambah dengan sejuknya AC, huuuuu,. bagai sedang di tepi pantai....

sedikit membaca hasil tulisanku beberapa waktu yang lalu. hihihi malah tertawa sendiri. ternyata tulisanku "menye-menye banget". maklumlah masih remaja, emosi masih labil. hehehe

sekarang yang ingin dibicarakan siang ini adalah tingkah lucu mahasiswa nmahasiswi saat kuliah....
kriterianya seperti ini:
1. ada yang sibuk dengan Hp-nya, padahal tidak ada yang sms maupun tidak ada yang telpon. mereka hanya membolak-balik menu saja... hemmm agak bosenin
2. ada yang sibuk mengerjakan tugas mata kuliah berikutnya... hemmmm, . semalem pasti udah begadang tapi belum selesai,.kasian
3. ada juga yang asik curhat sampai sesekali tertawa keras, ajaibnya dalam hitungan ketiga secara kompak diam dan menahan tertawa... lalu orang yang duduk didepan mereka yang sedang asik mengerjakan tugas melirik sinis sambil berkata "berisik!!!"
4. ada yang setia mendengarkan cerita dosen, meski sambil terkantuk-kantuk.... sambil memenuhi bukunya dengan goresan tinta emas. hemmm,. Luar biasa..
5. dan ada juga yang asik nge blog padahal dosen di depan mata... bukan karena terlanjur berani sama dosen tapi karena mau buka fb udah keburu di blokir sama kampus dan akhirnya dilampiaskan dalam blog...

terlepas dari itu semua,. ingat kawan-kawan mahasiswa dan mahasiswi tujuan kalian ke sini adalah belajar dan menuntut ilmu. tapi perlu diingat untuk mencapai tujuan itu ada banyak cara... hehehehe apapun yang kalian lakukan saat kuliah yang penting bisa dipertangungjawabkan..

sip ahhh....

@B1 106
13:50 p.m

Selasa, 11 Oktober 2011

ingin seperti Rama dan Sintha


This is Rama and Sinta from Javanese Wayang Purwa performed on Ramayana Epos. Rama gave anything to having Sinta back. Some kind of true love story.

Selasa, 27 September 2011

Diammu, Bingungku

Mungkin itu caramu aku juga tak tahu. Tepatnya tidak paham. Tiba-tiba kamu menghilang tanpa kabar. Bertemupun hanya menyapa seperlunya. Beda. Kamu benar-benar beda. Sekuat hati aku berusaha selalu berpikir positif. Mungkin kamu sibuk, mungkin kamu sedang di jalan , mungkin pulsamu habis, mungkin sedang menghadiri acara, dan mungkin-mungkin yang lain yang pastinya positif.
Kadang aku bertanya, kemana dirimu yang dulu? Dirimu yang dulu selalu menyapaku disetiap aku membuka mata, dirimu yang selalu mengingatkanku makan, dirimu yang selalu menggangu dengan hal-hal yang tidak penting. Aku rindu itu. Meski sepele aku menyukainya.

5 September 2011 di Pantai Bandengan Jepara. Kamu ungkapkan semuanya. Hal yang sebelumnya tidak pernah aku duga. Walaupun kau ungkapkan dengan gaya narasi namun aku hargai keberanianmu. Sehingga aku berani mengiyakan tawaranmu.
Jujur, ragu sempat hinggap, jadi saat itu aku banyak diam. Diam bukan karena aku tak peduli atau bagaimana namun aku diam karena aku berpikir apa yang harus aku katakan. Dengan hal-hal yang dulu pernah terjadi diantara kita. Aku berpikir. Benar-benar berpikir dan menyakinkan diri sendiri apakah akan memberikan jawaban yang kau harapkan atau sebaliknya. Apakah kau sungguh-sungguh atau seperti yang dulu. Apakah kau yakin atau hanya sekadar main-main.
Dan akhirnya “iya”. Kata-kata itu yang keluar dari mulutku.
Iya dengan alasan memang pada dasarnya ada perasaan yang sama terhadap kamu.
…. ..

Belum lama sejak itu, kamu berubah…..
Untuk saat ini aku masih bisa bertahan dengan pikiran positif yang aku bangun, namun aku tidak menjamin besok, lusa atau minggu depan bangunan itu masih bisa berdiri atau malah runtuh dan akhirnya aku menyerah……
Kamis, 15 September 2011
12:16 pm
@Guslat

Jumat, 12 Agustus 2011

Sembilan Menawan

Semua orang tahu sepuluh adalah angka yang semprna, namun Sembilan adalah angka yang tepat utuk melambangkan betapa bernilai dan berharganya Sesutu bagiku. Angka itu berada di atas rata-rata, tapi masih menyisakan satu ruang untuk terus berusaha mencapai kesempurnaan. Angka 9 masih akan terus mencari kesempurnaan untuk menjadi 10. Itu yang akan membuatnya terus bergerak, melakukan hal yang lebih baik dari waktu kewaktu.
….Dari bentuknya, 9 lebih menawan. Perhatikan angka 8 yang berbentuk dua bulatan tertutup. Sementara 9, bagian atasnya membentuk sebuah lingkaran, itu melambangkan sebuah ruang pribadi bagi setiap orang. Seperti sebuah tempat untuk menyimpan keyakinan yang tidak akan terganggu. Sementara buntut dibawahnya dlah ruang terbuka, tempat orang itu bisa terus mengasah dirinya untuk menerima wawasan dan pengetahun baru, serta akhirnya membuat dirinya terus-menerus termotivasi untuk bisa lebih baik lagi.