Cinta bisa membuat
orang gila. Itulah sedikit gambaran dalam pementasan Kethoprak rombel 2 BSJ’09
yang mengusung judul “Suminten Edan”. Gagalnya lamaran dari Subroto membuat
Suminten hilang akal sehat dan akhirnya gila. Karena saking cintanya kepada
Subroto, tiap laki-laki yang ditemui dikira adalah Subroto. Sungguh malang
nasib Suminten.
Bagaimana cerita
selanjutnya???? Cekidot!!!!!
Kisah bermula dari
keberhasilan Warok Gunaseca (Ibnu Ashari) menumpas brandal (Ana Melisa, Sofi,
Berli) yang sering membuat keonaran di Kadipaten Trenggalek. Sebagai hadiah
Gunaseca akan diangkat menjadi patih oleh Adipati Dibyongalim (Cipto), namun
Gunaseca menolaknya dan sebagai gantinya dia minta supaya putrinya, Suminten
(Puput) dijodohkan dengan Subroto (Ryan) putra Adipati Dibyongalim. Sang
Adipati menyanggupi, kemudian dia bertanya kepada istrinya (Unik) apakah dia
setuju? Istrinya pun menjawab “saya sie, setuju-setuju ajjah” hehehe nggak gitu
ding dialognya. Pokoknya pada intinya ibunya Subroto setuju. Subrotopun
dipanggil dan ditanyai perihal rencana perjodohannya dengan Suminten. Tanpa
perlawanan Ryan, eh maksudnya Subroto langsung setuju-ceritane manut wong tuwa-
Pagi-pagi sekali
Suminten sudah bersiap untuk menyambut lamaran Subroto ditemani ibunya (Nikken
Derek) dan Ayahnya, Gunaseca. Suminten merasa gundah, kalau bahasa trennya
Galau soalnya orang yang ditunggu-tunggu belum datang. Lalu datanglah seorang
Patih (Trias Puput) utusan dari Kadipaten Trenggalek membawa kabar buruk.
Ketika Suminten masuk membuatkan minuman, Patih membeberkan semua kepada
Gunaseca dan Istri bahwa lamaran Suminten DIBATALKAN karena Subroto terlanjur
minggat. Memang pada awalnya Subroto menerima rencana perjodohannya, namun
menjelang hari lamaran dia melihat Suminten manjat pohon kelapa. Nah, itulah
yang membuat Subroto illfeel sama
Suminten akhirnya pergi dari kadipaten nggak bilang-bilang.
Gunaseca dan istrinya
bingung bagaimana caranya memberi tahu Suminten perihal lamarannya yang gagal.
Ditengah kebingungan mereka berdua suminten muncul tiba-tiba dan
mengetahui bahwa larannya batal.
Seketika terdengar suara “Grompyang!!!!!” nampan yang dibawanya terjatuh.
Tangispun pecah sampai pada akhirnya Suminten pingsan dan hilang akal sehat.
Beberapa hari
berikutnya suminten ditemukan oleh teman-temannya (Diah, Afa, Luna) sudah dalam
keadaan gila. Dandanannya pun sudah tidak karu-karuan. Tiap laki-laki yang
ditemuinya dikira Subroto. Sungguh malang nasibnya. Karena merasa kasihan
Suminten diantarkan pulang oleh teman-temannya.
Terus,Subroto apa kabar
ya? kira-kira minggat kemana dia???? Apa
dia nggak tahu kalau udah bikin anak orang jadi gila??
Disisi lain, di sebuah
pasar Cempluk (Via) dan Ibunya (Dru) sedang memilih sayuran yang dijajakan oleh
para pedagang (Eka, Ima). Tiba-tiba muncul preman pasar bernama Sura Gentho
(Adip). Dengan mabuk dia mengganggu
Cempluk dan ibunya. tepat ketika Suragentho menarik paksa tangan Cempluk
datanglah Pahlawan Bertopeng Hahahaha!!! Ups, salah lagi maksutnya datanglah
Subroto yang siap menolong. Perkelahian sengit terjadi diantara mereka.
Beberapa kali Subroto jatuh begitu pula dengan Suragentho. Akhirnya, sesuai
dengan naskah perkelahian tersebut dimenangkan oleh Subroto. Beri tepuk tangan
yang meriah…. Hore!!!! Dipihak lain Suragentho yang tak trima akan kekalahannya
mengancam akan melaporkan Subroto kepada Ayahnya –ceritane aep wadul bapake-.
Merasa telah
diselamatkan oleh Subroto, Cempluk dan ibunya mengucapkan terimaksih kepada
Subroto. Diluar dugaan Subroto menawarkan diri untuk mengantarkan Cempluk dan
ibunya sampai rumah karena dia khawatir kalau-kalau ada penjahat lain
mengganggu mereka lagi –panah asmara mulai tumbuh nie antara Cempluk dan
Subroto, ehem.ehem-
Di rumah Cempluk.
Seperti biasa tiap sore ayahnya Warok Suramenggala (Selly) sedang asik
menikmati menikmati rokok ditemani dengan secangkir kopi. Mantaps! Kemudian
sampailah Cempluk, ibunya beserta Subroto. Melihat sosok asing di rumahnya
Suramenggala bertanya siapa gerangan yang ikut anak dan istrinya sampai di
rumah ini. Subrotopun menjelaskan jati dirinya bahwa dia adalah putra Adipati
Dibyongalim dan sekarang dalam keadaan minggat karena tidak sanggup dijodohkan
dengan Suminten, tak lupa Subroto juga menjelaskan peristiwa yang baru saja
dialami oleh Cempluk dan ibunya. sebagai tanda terimakasih suramenggala
menyuruhnya beristirahat sejenak di rumahnya.
Bapak dan ibu sudah
masuk. Tinggal Cempluk dan Subroto berdua. Asik.asik!
Letupan-letupan cinta
tergambar jelas di muka mereka. Rayuan gombal dari Subroto membuat Cempluk
semakin jatuh hati. Tak mau kalah Cempluk pun melancarkan rayuan mautnya kepada
Subroto. Intinya pada saling merayu. Capek rayu-rayuan Cempluk tertidur
dipangkuan Subroto, kemudian Subroto juga ikut tertidur. Saking pulasnya,
Subroto tidak tahu kalau Cempluk telah diculik oleh Gunaseca. Gunaseca merasa
dendam dengan Cempluk karena dia menganggap kegialaan Suminten adalah karena
Cempluk menjadi kekasihnya Subroto. Bangun dari tidurnya, Subroto bingung,
karena Cempluk sudah tidak ada disampingnya. Segera subroto mencari dimana
keberadaan Cempluk.
Cempluk sudah dibawa
oleh Gunaseca menuju suatu alas. Di sanalah Gunaseca akan menghabisi nyawanya
Cempluk. Sebelum itu terjadi, sekali lagi subroto muncul disaat yang tepat. Dia
menghentikan Gunaseca yang akan membunuh Cempluk. Terjadi perkelahian antara
mereka berdua. Namun karena kalah jam terbang Subroto tidak dapat menaklukkan
Gunaseca. Subroto jatuh tersungkur kemudian ditolong oleh Cempluk.
Gunaseca pun
menyombongkan kesaktian dirinya dihadapan Subroto dan cempluk. Lalu muncullah
Suramenggolo, Ayah Cempluk yang tak lain adalah teman seperguruan Gunaseca.
Melihat Cempluk dan Subroto tak berdaya dipojokkan –ceritane Subroto luka parah
dan Cempluk berusaha ngasih pertolongan pertama, hehehe- Suramenggala naik
pitam. Pertempuran antara dua Warok hebat nan sakti terjadi begitu hebat.
Suramenggala sempat berhasil menjatuhkan Gunaseca, namun Gunaseca berhasil
bangkit dan member perlawanan yang tak kalah kuat. Gunaseca juga sempat akan
menusukkan pedangnya ke arah Suramenggala, namun sebelum itu terjadi kaki kanan
Sura menggolo menendang perut Gunaseca sampai jatuh tersungkur. Ketika dalam
keadaan tidak berdaya, Suramenggal menancapkan sebilah keris ke dada kiri
Gunaseca. Gunaseca pun tewas.
Suminten datang lagi,
melihat mayat Ayahnya dia mengira itu adalah Subroto. Maka dipanggil-panggilnya
nama Subroto namun yang dipanggil tidak bereaksi karena nyawanya sudah tak
bersatu dengan raganya. Merasa kasihan Suramenggala ingin mengobati Suminten.
Namun Suminten berontak tidak mau karena dia masih asik dengan mayat ayahnya
yang dikiranya Subroto. Setelah Suramenggala menarik dan berteriak kepada
Suminten, Suminten diam dan pasrah akan diobati. Merasa lemas, Suminten jatuh
pingsan dipelukan Subroto.
Subroto berusaha
membangunkan Suminten dengan menepuk-nepuk pipinya. Setelah Suminten sadar,
tangis pecah seketika dia menghambur ke jasat ayahnya. Dipeluknya Gunaseca yang
sudah tidak bernyawa lagi. Cempluk berusaha menghibur Suminten namun Suminten
tetap meronta-ronta.
Paham tentang apa yang
terjadi, Suramenggala menjodohkan Suminten dengan Subroto kembali untuk
menepati janji Ayahnya Subroto. Tanpa disangka Subroto juga mencintai Cempluk
begitu juga Cempluk juga mencintai Subroto. Akhirnya mereka berdua dijodohkan
dengan Subroto.
Ok… tamat!!!
Begitulah, Cerita
Suminten Edan. Cinta memang bisa membuat seseorang hilang akal sehat, jadi
jangan main-main dengan yang namanya cinta.
Ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya untuk seluruh Kru, Pemain sekaligus Sutradara (Angga
Kurniawan) Rombel 2 BSJ’09 yang telah berjuang keras demi kesuksesan lakon
Suminten Edan ini. Tak lupa terimakasih kepada Pak Yusro dan Mas Ranu uyang
meberikan arahan kepada kami. Serta ucapan terimakasih yang amat besar sekali
untuk seluruh penonton yang hadir….
Maturnuwun sanget!!!!