Calon Penulis dan Penulis

“….nanti pulang dari sini kalo Nikken nulis pasti tulisannya jelek, gue jamin itu. Lalu kapan tulisannya bakal bagus? Kalau dia mau memperbaiki yang kurang bagus, mengedit yang kurang sesuai sehingga menjadi tulisan yang bagus….-RD”

Semangat Berani

"Lebih baik salah dari pada selamanya tidak tahu salah atau benar" -Jomblo

My Inpiration

"Imagine all the wonderful things that will never happen if you do not do them" -Up

Nikken Derek Saputri dan Derek Samtidar

"Akhir sebuah perjalanan merupakan awal dari perjalanan baru" -Wisuda Unnes Periode II tahun 2013

Bersama berbagi tawa canda

"Sahabat adalah keluarga yang kita pilih sendiri"

Minggu, 27 Oktober 2013

Pemuda oh Pemuda



28 Oktober 2013, hari Sumpah Pemuda. Di hari itu Indonesia akan menyorot sepak terjang para pemuda dan pemudinya, yang digadang-gadang sebagai generasi penerus bangsa. Hei, pemuda Indonesia!!! Sudahkah kamu do something for you’re country? Bagaimana kamu memaknai hari spesial ini?

Selain dengan upacara bendera yang wajib diikuti di sekolah, Apakah dengan Up date status fb? Ngetwit? Upload gambar di instagram? Heeemmmm, bisa jadi!!! Bisa jadi!!! Sudah bisa diprediksi besok akan banyak status-status bertemakan Sumpah Pemuda.  Belum tahu deh ntar nadanya positif atau negatif.

Any way, kali ini hal yang ingin disoroti adalah Pemuda dan benda-benda canggih disekitarnya yang lebih sering dibilang gadget. Tidak dipungkiri kemajuan teknologi sudah teramat pesat dan telah menjamah berbagai lini. Terutama kemajuan dalam teknologi telekomunikasi. Munculah sekarang ponsel cerdas seperti BlackBerry, iPhone atau Samsung Galaxy dan masih ponsel-ponsel lain yang nggak kalah pintarnya. Gadget-gadget itu kini ada pada genggaman para pemuda dengan sekejap mereka bisa terhubung dengan teman-teman yang berada entah di mana.  Mereka terhubung di dunia maya secara online. Mereka berteman, pamer talenta, bergaul, membentuk komunitas, berkeluh kesah dan berbelanja di dunia maya. Mereka sangat paham dengan teknologi informasi berikut para selebritasnya.

Tak punya smartphon apakah berarti ketinggalan peradapan? Padahal ponsel pintar membawa efek candu yang membuat penggunanya menjadi ketergantungan. Karena segala kemudahan yang ditawarkannya makanya pada betah tu kalao harus melototin gadgetnya. Fb-an lah, twitteran lah, dan lain-lain.

Ngomong-ngomong tentang media sosial, ada fb dan twitter yang lagi hits di kalangan mereka. Ada berapa banyak sih teman kalian di fb? Berapa follower kamu di twitter? Ratusan? Atau bahkan ribuan? Kalau sudah banyak seperti itu, pertanyaannya berapa banyak yang kamu kenal dan akrab? Bisa dipastikan tidak lebih dari 15 orang. Lalu sisanya? Haaaa, pasti untuk keren-kerenan aja, nih lho temen fb ku atau followers ku udah sampai 5000 orang. See?
Oke deh, kita semua sepakat kalau teknologi (melalui  Sosmed) mendekatkan yang jauh, tapi disamping itu yang dekat malah jadi jauh. Hemmm, kok bisa. Yah!! Mereka terlalu asyik dengan gadget masing-masing. Sebagai contoh gejala murid yang online sepanjang hari di kelas menunjukkan yang jauh menjadi dekat sedangkan pengajaran yang diberikan gurunya menjadi jauh.
Tanpa disadari, kebiasaan bersentuhan dengan teknologi melahirkan karakter-karakter baru generasi alay seperti multitasking, selfish, narsis, egois, dan Asri (Asik sendiri). Dunia digital tidak hanya mengubah cara berkomunikasi tapi juga mengubah pikiran, ucapan, tindakan, kebiasaan dan karakter orang. Sering sekali kejadian seseorang merasa sepi ataupun merasa sendiri padahal dia sedang bersma orang lain. Meski sedang bersama teman ataupun keluarga pikiran melayang jauh ke tempat lain. Nggak bosen-bosennya ngecek apa tau siapa yang lagi happening di dunia maya.

Ayolah kawan, hidup nggak hanya sebatas layar smarphone dengan segala kemudahan dan kecerdasannya. Mulailah tengok kiri dan kanan kalian, percuma kalau punya teman fb ribuan tapi tetangga sebelah nggak kenal. Menjalin hubungan pertemanan di dunia maya boleh-boleh saja tapi interaksi sosial secara nyata tetap harus dilakukan.  Menjadi generasi alay sah-sah saja, asalkan tahu tempatnya.

See? Ok deh, selamat merayakan hari Sumpah Pemuda.
Semangat Berkarya, Semangat Pemuda,.

(C_12)

Menikmati Lelah

foto bersama mempelai putri :)
Mensyukuri atas segala karunia yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT, ermasuk rasa lelah. Lelah bukan berari kita berhenti bersyukur, karena kita masih diberi kesempatan untuk berlelah-lelah ria.

Kepala masih pusing, badan terasa berat, males ngapa-ngapain. kalau udah kaya gini nie, diajak mikir juga susah. Mau tidur tadi siang udah tidur lama banget, hehehehe semoga tidak berlangsung lama. 

Ceritanya kemarin habis kondangan di Pekalongan. Ke tempatnya salah satu temene temenku yang udah lama jadi temenku juga. hehehe namanya mbak Zullffa, oya Happy Wedding ya mbak. Jadi Begini, tahu kan Pekalongan? untuk menuju ke sana aku harus melewati Kota Semarang, Kendal, Batang barulah sampai di Pekalongan. Meskipun aku duduk di belakang alias mbonceng tapi capeknya uhhhh woooowwww amazing!!! haha lebay. Ditambah lagi dengan laju kendaraan yang berbeda dari biasanya. Seumur-umur belum pernah kayane speedometerku menembus angka 100 km/jam makanya bikin jantung dug-dug-dug-dug, lebih banyak merem saat perjalanan.

Eksis itu kewajiban. #eh
Pas pulangnya, nggak jauh beda dengan pemberangkatan. Laju kendaraan kurang lebih sama, posisi tetap di belakang, tapi rasa kantuk mempermainkan diriku. Pengen merem tapi kok kenceng banget motornya, nggak merem tai berat banget masih jauh pula. Berdoa aja deh semoga yang ngeboncengin aku nggak ngantuk juga. hehehehehe

Setelah sampai di Kampus, aku masih harus melanjutkan perjalanan ke rumah. Di tengah jalan mulai gerimis, ah cuma gerimis lanjut mamen!!! gerimisnya semakin sering, wah tanda-tanda nie!!! dan Waooowww Deres!!! Tarik rem, menepi, matiin mesin, buka jok, pakai jas hujan, tutup lagi joknya, nyalain mesin dan lanjutkan perjalanan. Cukup melaju dengan 20km/jam hehehe kaya siput, ya mau gimana lagi wong hujannya lengkap dengan angin sepoy-sepoy yang alay kok. Pelan-pelan tapi pasti, tetep kalem sambil dengerin Radio. Heran ujan-ujan tetep nekat dengerin radio nggak takut konslet apa ya????

Menggigil sudah pasti tapi Show must go on, kalo nggak gini nggak bakal nyampe rumah sist. Tetap berjuang menarik lembut gas, supaya jalannya tetap stabil. Awaaaassss ada truk mau nyalip!!!! Auuwwww!!! kecipratan air, basah deh. Mang udah basah dari tadi. Finnally, sampailah di rumah. Nggak usah lama-lama, langsung mandi, makan dan bobok. besokkan akan kegiatan lagi. Tetap Semangat.

26 Oktober 2013

Jumat, 25 Oktober 2013

Ngalay sambil ngGalau (rada wagu jane)

Sekalian aja tampang jelek yang dipampang (",)
 jika memang tidak lagi dapat disatukan mengapa terus saja memberi harapan? Padahal kamu tahu, aku sulit untuk tegas dengan hal-hal seperti ini. Karena apa? Sayang.

Nggak hanya satu atau dua orang saja yang menganjurkan supaya aku tidak bersamamu. Memang berbeda-beda cerita mereka namun satu genre. Ya, lebih banyak keburukanmu yang mereka ceritakan. Kamu tahu apa yang aku lakukan? Aku tekan pikiran negatifku dan selalu yakin bahwa kamu tidak seperti apa yang mereka katakan.

Saat aku putuskan, ya aku bersamamu untuk yang pertama kali seakan ada resiko besar yang akan aku tanggung. Seandainya mereka benar terhadapmu, trus gimana ya? Itu yang aku pikirkan setiap saat. Bisa dibilang saat itu aku meragukanmu, terlalu meragukanmu dan terlalu waspada sampai-sampai kesalahan kecil bisa membuat kita mennjadi teman lagi (putus). Anggaplah saat itu aku labil, bisa jadi seperti itu, atau terlalu takut.

Sengaja aku tak beri tahukan mengenai hubungan kita kepada teman-temanku, bahkan sahabatku saja tidak tahu. Itu lantaran aku tak mau mendengar cerita buruk tentangmu yang akhirnya akan menggoyahkan keputusanku saat itu.

Berjalannya waktu, aku sadari. Sayangku terhadapmu masih ada dan tidak seharusnya aku memperlakukanmu seperti itu. Makanya ketika kau tawarkan lagi hubungan yang seperti dulu, aku iyakan. Hubungan jarak jauh memang agak susah dijalani, namun bukan berarti aku nggak bisa. Aku bisa kok, toh teknologi sekarang canggih. Tapi, mengapa kau ulangi lagi hal itu??? Saat itu justru aku merasa terancam. Huft... maaf ku lukai hatimu untuk yang kedua kali.

Aku pikir, aku akan cepat melupakanmu. Ternyata nggak. Justru aku semakin sayang denganmu. Yah, gara-gara gengsi barang kali jadi aku nahan diri untuk tidak menghubungimu melalui media apapun. Secara tidak sengaja kita bertemu, itulah awal kita kedekatan kita lagi. Betapa tak menyangkanya hatiku dan jujur saat itu aku senang. Hehehehe

Singkat cerita kita menjadi dekat, dekat dan semakin dekat. Bahkan melebihi kedekatan kita saat ada label itu. Di situ aku bimbang, dua kali ku torehkan luka di hatimu pasti bekasnya masih. Jadi tidak heran kalau kamu jadi meragukanku. Tapi, kalau kamu ragu mengapa malah sedekat ini? Jadi bingung kan? Beberapa kali aku pertanyakan jawabannya nggak bisa tetapi, ya itu tadi kamu tetap mencurahkan perhatian kepada diriku. 

Sampai pada akhirnya dengan berat hati, “kalo memang nggak bisa bareng lagi ya nggak apa-apa, nikken nggak bisa menuhin permintaan mas. Nikken nggak akan nyesel kok ,kalopun nyesel bakal tak simpen sendiri. Makasih buat semuanya”  -percakapan lewat telepon 22 Oktober 2013-

NB: cerita di atas rada fiktif, kalo kata2nya banyak yang salah atau tidak runtut hehehe maapin...

Rabu, 23 Oktober 2013

Cerita Pengantar Tidur

Sedikit cerita sebelum aku terlelap. 


Hemm, aku sudah bukan mahasiswa lagi. Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) telah berhasil aku raih. Tugas sudah berbeda, tanggung jawab juga berubah. Tidak seperti dulu yang bisa keluar rumah dengan seindahnya tanpa beban. Sekarang aku harus memikirkan bagaimana caranya mempertanggungjawabkan ke-S.Pd-anku tadi. 

Wisuda adalah akhir, akhir dari masa studi, akhir masa main-mainku, dan akhir masa labilku (semoga) tapi juga menjadi awal di mana saat ini sebuah tanggung jawab baru berada di pundakku. Tiap saat bertatap muka dengan ibu dan ayah, meski tak tersuarakan namun aku paham keinginan hatinya. Ya, mereka ingin segera melihat aku menjadi guru, sesuai dengan cita-citaku dan melihat betapa jerih payahnya selama ini untuk menguliahkanku tidak sia-sia. Bukan aku tak paham akan hal itu, paham, sangat paham bahkan teramat paham. Makanya saat ini aku masih berusaha ^_^

Hanya memohon do'a restu saja dari Ayah dan Ibu, semoga anakmu ini dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dari bangku perkuliahan.