seandainya hati bisa bicara, pasti dia akan menjelaskan sendiri apa yang tengah dirasakan. Entah itu cinta, emosi, sayang, benci dan..... apapun.
seperti yang kita tahu, selama ini dia hanya diam, meski cinta datang, benci menguasai, sayang menyergap atau emosi meluap-luap. dia hanya diam. kalaupun dia mencoba bersuara, jarang ada yang mengerti bahasanya. maka, hati butuh bantuan seorang bibir untuk menerjemahkan apa yang dirasakan. namun terkadang bibir tak sepaham dengan hati sehingga apa yang disampaikannya berkebalikkan dengan apa yang dirasakan hati. Dan... terjadilah kesalahkaprahan.
bibir ini memang selalu banyak bicara, tapi tidak selalu membicarakan apa yang dirasakan hati.....