POTELOT

Bukan gang Potlot tempat basecampnya grub band slank yaaaaaa....... yang aku maksud di sini adalah Potelot atau dalam bahasa Indonesianya adalah Pensil. Sebuah media perantara dalam usaha memvisualkan sebuah gagasan atau ide.


Gagasan atau ide merupakan hasil pemikiran manusia yang abstrak. Akan selamanya menjadi abstrak jika tidak dikeluarkan. Lalu bagaimana caranya untuk mengeluarkannya? apakah harus kepala itu dibelah kemudian diambil gagasannya? Hahahaha naif sekali. Cukup dengan pensil pesan abstrak tadi dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan, gambar, atau apalah bentuknya. Yang jelas bukan lagi angan-angan abstrak dalam otak.

Kenapa harus dengan pensil? bukankah pulpen juga bisa? Bisa aja sih pake pulpen. Tapi kamu tahu nggak, pulpen itu adalah sebuah alat tulis permanen. Sekali kita menggoreskan kesalahan maka tak akan bisa dihilangi. Kan ada tip-ex? tip-ex sekilas bisa menyelesaikan masalah tapi asal kamu tahu dia bukannya menghilangkan tapi hanya menutupi saja. Sampai kapanpun sebuah masalah yang ditutupi akan terbongkar juga. Makanya kalau boleh milih nih aku lebih condong ke pensil aja. Soalnya bisa dihapus.

Emmmm, emangsih tulisan pensil terkesan ragu-ragu. Kok bisa? ya bisa lah wong pensil itu masih bisa diubah-ubah. Jadi masih bisa berubah pikiran. Ya aku setuju itu. Sejauh dalam perencanaan aku lebih memilih pensil. Alasannya jelas tadi, karena bisa diubah dan disesuaikan dengan keadaan. Tapi kalau sudah berhubungan dengan keputusan akhir....sepertinya inilah saatnya menggunakan yang permanen. Tentunya dengan ekstra hati-hati, karena apa? yang permanen tidak bisa di edit kembali.... :)

Namanya sebuah alat akan berguna jika tepat sasaran. Waktunya bisa pakai pensil ya pensil, saatnya pakai pulpen ya sok atuh pake pulpen. Namun yang jelas, Pensil itu lebih menyenangkan. Bisa berkreasi seperti apapun tanpa takut salah. Itulah bagaimana semangat untuk berkembang, kreatif dan inovatif. 

Sebuah maha karya besar dapat bermulai dari sebuah pensil dan penghapus.

0 komentar:

Posting Komentar