Sabtu, 31 Januari 2015

Biasanya Aku

Beberapa minggu ini memang belum ada sesuatu yang baru di blogku. Yah, itu karena lagi konsen aja sama pekerjaan. Tahu sendiri lah sekarang tuntutan pekerjaan gimana sih? Itu alasannya. Alasan sebenernya adalah memang lagi nggak ada ide aja. Ups!


Bahkan hingga aku menulis postingan satu ini belum ad aide terbelsit dalam benak, yang ada hanyalah “Batagor, mana batagor”. Laper. Huft! 


Jadi daripada blogku keburu ditumbuhi sarang laba-laba, dan ditinggali makhluk-makhluk yang tidak diinginkan aku lanjutin artikel ini. Oke deh, kali ini aku bakal nyeritain rutinitasku sehari-hari. Aku yakin kamu juga nggak bakal tertarik, karena sehari-hari yang aku lakuin sama aja kayak orang pada umumnya. Bisa dibilang sih terlalu biasa. Biasa banget malahan. Nah, biar kamu nggak penasaran seberapa biasanya sih keseharianku? Silakan lanjutin membacanya. 


Aktivitas dimulai ketika aku mendengar teriakan sayang dari ibuku. Kamu tahulah, gimana? Yang masih tinggal dengan orang tua mestinya paham. Aku membuka mata, hal yang pertama kali aku lakukan sama seperti orang-orang lain lakukan yaitu ngecek handphone. Ngecek apakah ada balesan BBM yang sejak semalaman aku tungguin. Ternyata hanya di "R". Agghhhttt!!!! Kalau sudah begitu biasanya aku tidur kembali sampai teriakan sayang dari ibu terdengar lagi. Saat itulah aku sudah benar-benar bangun. tapi tetep nyawanya belum terkumpul seutuhnya.


Dari kamar, beranjak ke kamar mandi. Perlu usaha ekstra tentusaja untuk menemukan handuk dan alat-alat mandi lainnya karena pada kondisi ini mataku masih rabun. Untuk sampai ke kamar mandi pun harus melalui peristiwa kejedod lemari dan kesandung panci terlebih dahulu. Hummmm, begitu malangnya nasibku.


Keluar dari kamar mandi, biasanya udah dalam keadaan batrey full. Selama ini kamar mandi seperti tempat recharging. Sebelum masuk loyonya nggak ketulungan, ketika sudah keluar segar, bugar, dan penuh semangat. Meskipun nggak bisa dibohongin mata masih sayu karena sisa kantuk kadang lupa aku sabun. Loh! 


Membuka lemari melihat koleksi baju, yang sebenarnya masih itu-itu aja sih, kemudian sok-sokan melihat ke atas membayangkan paduan warna baju apa yang pas untuk hari ini ya? Hemmmm… tapi karena biasanya hal ini memakan waktu lama langsung aja deh ambil sedapatnya. Jadi ya untung-untungan gitu. Syukur kalau pas, kalau enggak ya asal pede aja insyaAllah tetep enak dilihat.


Setelah semua beres dan sudah sarapan tentunya, waktunya mengeluarkan Vera Si Matic cantik walau kadang terlihat belepotan. Dia lah, teman setia yang selalu aku curhati sepanjang perjalanan menuju sekolah. Curhatnya bisa tentang apa aja, bisa beban kerjaan, hari ini mau ngapain aja, bahkan sampai ke hal-hal pribadi seperti gebetan yang hanya nge-R pesan BBM. Kami sangat dekat, karena udah lama akhirnya kami memutuskan untuk jadian. Lhoh! Lhoh! Lhoh!


Sampai di sekolah, markirin motor lalu berjalan menuju bangkuku. Menunggu sebentar sambil sesekali bercengkrama dengan teman. Biasanya tidak lama setelah itu bel berbunyi. Oke, saatnya mengajar. Lho? Kok mengajar? Iya mengajar, aku kan guru. Nggak usah bingung ya? Kok bisa-bisanya seorang guru bisa punya blog aneh kaya gini. Kapan-kapan aku bahas lebih lengkap dalam sebuah postingan tersendiri. Hingar bingar kehidupan di sekolah berakhir ketika pukul 13.00 WIB saat itulah semua anak berusa secepat mungkin meninggalkan sekolah. Kalau dilihat dari atas mungkin seperti kerumunan burung yang kaget mendengar suara tembakan. Sekejap sekolah sepi, saat inilah waktu yang tepat untuk pulang. Bersama Si Vera lagi menyusuri jalanan Kota Semarang menuju Demak. Kurang lebih membutuhkan waktu sejam sampai di rumah. Sepanjang perjalanan nggak banyak yang aku lakuin selain ngegas, ngerem, nglakson dan sesekali marah-marah ke pengendara lain yang ngerem mendadak atau mobil yang seenaknya aja nyalip nggak aturan. 


Di rumah, biasanya sampai jam 3 lebih. Sore hari aku habisin dengan tidur (kalo sempet). Istirahatlah ya, setelah perjalanan yang lumayan jauh. Setelah magrib biasanya akan datang segerombolan anak SD pecandu sinetron ke rumah, tujuannya adalah belajar. Teorinya seperti itu. Praktiknya, iya betul memang mereka belajar, tapi belajar menjadi manusia harimau, manusia srigala, vampire dan jadi Wak Wao, Haaaaa???? Mereka akan semakin sulit diatur ketika salah seorang dari mereka ada yang kesurupan Harimau sehingga dia akan mengaum, kemudian dibalas dengan lolongan Srigala dari anak yang kesurupan srigala, trus Si Vampir yang berduet dengan Wak Wow bernyanyi “Darah Suci, darah suci, di mana….. di mana????” saat itulah aku mengucap salam, ‘Wassalamualaikum!!!’ tiga detik kemudian mereka menghilang. Ajaib!


Rumah kembali kondusif saatnya menyiapkan materi untuk besok. Buka laptop, tancap modem browsing. Biasanya sih nggak lama, yang lama itu kalo udah keasikan chatting, keasikan mention-mentionan, dan keasikan stalking profil mantan. Ehh!!!


Capek berselancar di dunia maya saatnya kembali ke dunia nyata dan beristirahat. Beristirahat untuk mempersiapkan tubuh supaya siap menghadapi tantangan diesok hari.


Ya, begitulah keseharianku. Biasa banget kan? by the way terimakasih buat kamu yang udah baca postinganku kali ini sampai selesai. Aku yakin kamu sekuat tenaga menahan mual dan mohon maaf jika ternyata menimbulkan amnesia dan penurunan tingkat kecerdasan. Hahaha, aku becanda becanda. Oke lah terimakasih dan sampai jumpa di postingan berikutnya. Semoga nggak terlalu lama.

0 komentar:

Posting Komentar